Assalamualaikum wr.wb
wilujeng wayah kieu
disini kita akan bahas blok diagram televise namun kita akan bahas mengenai blok yang paling utama uaitu blok power supply
Power-supply/catu-daya dalam penerima
TV adalah salah-satu bagian yang cukup vital. Dari sejak dulu hingga sekarang power-supply
TV selalu dipersyaratkan mempunyai tegangan keluaran yang stabil, faktor
“ripple” yang rendah, serta mampu mensuplai banyak bagian rangkaian di dalam TV
dengan daya yang memadai.
Karena itu power-supply untuk TV tidak
sama dengan power-supply untuk perangkat elektronik lainnya seperti radio-tape
recorder atau audio-amplifier. Power-supply TV adalah khas, tersendiri.
Tegangan keluarannya digunakan untuk mensuplai berbagai bagian rangkaian di dalam TV seperti rangkaian output horizontal, rangkaian output video, rangkaian vertikal, rangkaian audio bahkan rangkaian digital untuk pemrograman channel.
Tegangan keluarannya digunakan untuk mensuplai berbagai bagian rangkaian di dalam TV seperti rangkaian output horizontal, rangkaian output video, rangkaian vertikal, rangkaian audio bahkan rangkaian digital untuk pemrograman channel.
Pada masa-masa terdahulu power-supply
TV menerapkan sistem regulasi (pengaturan dan penstabilan) tegangan DC yang
disearahkan langsung dari sumber AC 110V atau 220V (regulator linier). Sebagian
menerapkan regulasi tegangan DC yang disearahkan dari sumber transformator
konvensional 50/60Hz.
Kini, rata-rata rancangan power-supply
TV menerapkan sistem SMPS (Switching Mode Power Supply).
SMPS dalam power-supply TV.
SMPS dalam power-supply TV.
SMPS adalah sistem power-supply yang
lebih efisien dengan tegangan keluaran yang stabil dan faktor ripple yang
sangat rendah. SMPS juga mampu menghasilkan tegangan keluaran yang tetap stabil
meskipun tegangan masukan berubah-ubah/naik-turun antara 90-260V.
Karakter ini tidak dimiliki oleh power-supply yang menerapkan regulator linier.
Kelebihan lain dari SMPS adalah lebih
simpel (ringkas) tidak banyak memakan tempat meskipun daya yang dikeluarkannya
cukup besar.
Pada dasarnya SMPS adalah sirkit yang menghasilkan guncangan listrik kuat berbentuk denyut-denyut tegangan dengan timing yang sangat sempit (sekitar 11 - 7µs atau leih kecil lagi dari itu). Denyut-denyut listrik yang kuat ini terinduksikan ke satu gulungan pada sebuah transformator berinti ferit (disebut trafo switching) untuk ditransfer ke beberapa bagian gulungan sekundernya. Penggunaan transformator ferit yang berbentuk kecil namun berdaya besar hanya dimungkinkan untuk mentransfer denyut-denyut dengan timing yang sangat sempit, atau jika untuk mentransfer gelombang AC maka gerombang AC itu haruslah berfrekwensi cukup tinggi, tidak bisa dilakukan untuk frekwensi rendah listrik 50-60Hz.
Dibuat banyak bagian gulungan sekunder
pada trafo switching agar tegangan keluaran power-supply menjadi banyak pula.
Ada gulungan untuk tegangan keluaran
115V, ada gulungan 24V, ada gulungan 16V, 14V, 12V dan seterusnya, tergantung
kebutuhan tegangan untuk suplai rangkaian TV yang bersangkutan.
Peruntukan tegangan-tegangan keluaran power-supply ini sebenarnya tidak berstandar, tetapi yang paling umum adalah sebagai berikut :
Peruntukan tegangan-tegangan keluaran power-supply ini sebenarnya tidak berstandar, tetapi yang paling umum adalah sebagai berikut :
- Tegangan keluaran +115V (sebagian TV menerapkan 125-130V) adalah untuk suplai rangkaian output horizontal
- Tegangan keluaran +24V biasanya untuk suplai rangkaian output vertikal. Beberapa TV yang mempunyai fasilitas audio daya tinggi (stereo home-theatre) menggunakan tegangan ini untuk suplai rangkaian audio-amplifiernya.
- Tegangan keluaran +14V atau +16V lebih sering digunakan untuk suplai rangkaian audio-amplifier (penguat suara tingkat akhir).
- Dalam beberapa rancangan tegangan keluaran +12V tidak ada. Keperluan tegangan +12V diambil dari tegangan keluaran +14V setelah diturunkan levelnya oleh IC regulator 7812.
- Tegangan keluaran +12V biasa digunakan untuk suplai pin MB pada tuner dan juga untuk keperluan-keperluan suplai tegangan di bawah level itu. Sebagai contoh rangkaian IF, demodulator, chroma atau yang lainnya (misalnya) membutuhkan tegangan +8V, maka diambil dari tegangan keluaran +12V ini setelah diturunkan levelnya oleh IC regulator 7808. Rangkaian digital untuk pemrograman channel TV memerlukan suplai tegangan +5V maka diambil dari tegangan keluaran IC 7808 setelah diturunkan lagi levelnya oleh IC regulator lainnya, yaitu 7805.
Di sini disebutkan beberapa nomor IC regulator, bagi yang belum mengerti tentangnya dapat mengikuti ulasan khususnya dalam : Keluarga IC regulator 78xx dan 79xx .
Tegangan +12V adakalanya juga dipakai untuk suplai rangkaian audio-amplifier untuk TV kecil dengan daya audio yang tidak besar.
- Tegangan keluaran +180V (jika ada) biasanya adalah untuk suplai rangkaian output video. Bagian rangkaian ini adalah yang membutuhkan tegangan suplai paling tinggi.
Rangkaian main-power TV.
Setiap modul rangkaian SMPS
membutuhkan sumber tenaga utama (main-power) agar ia dapat bekerja memberikan
suplai tegangan kepada TV, ini diambil dari tegangan AC listrik 220V.
Perhatikan gambar berikut :
Perhatikan gambar berikut :
Tegangan AC 220V masuk ke dalam rangkaian main-power setelah melalui main-switch (saklar on-off TV), sekering/fuse F1 dan kumparan “choke” La (kumparan peredam). La bersama dengan Ca, Ra dan Cb membentuk suatu filter agar tegangan bebas dari interferensi denyut-denyut derau atau frekwensi-frekwensi liar yang mungkin terdapat pada jaringan listrik yang nantinya dapat mempengaruhi kinerja rangkaian SMPS. Gangguan-gangguan yang difilterisasi itu sering diistilahkan dengan EMI (Electro Magnetic Interference).
Sebagian tegangan AC diberikan kepada
gulungan kawat tanpa inti Lc (degaussing-coil) yang dipasang melingkar di
seputar sisi tabung CRT setelah melalui sebuah posistor (NTC) Rb. Fungsi
degaussing coil adalah mengkondisikan layar CRT agar tidak dipengaruhi medan
magnet searah bumi. Ini karena layar CRT sangat peka terhadap pengaruh medan
magnet searah.
Tegangan AC kemudian disearahkan dengan penyearahan gelombang penuh oleh dioda bridge, lalu diratakan oleh kondensator perata Cc yang berkapasitas antara 100 - 330µF/400V. Kondensator ini adalah kondensator paling besar di sirkit main-power TV.
Adapun Lb adalah kumparan peredam
tambahan saja. Tidak semua TV menerapkan ini.
Hasilnya adalah tegangan DC setinggi (kurang lebih) 300V.
Hasilnya adalah tegangan DC setinggi (kurang lebih) 300V.
Tegangan setinggi itu adalah tegangan
maksimal (Vmax) yang didapatkan dari hasil penyearahan gelombang penuh tegangan
AC 220V.
Mengapa menjadi 300V?
No comments:
Post a Comment